Standar Kompetensi : Memahami sifat – sifat larutan asam basa, metode pengukuran
dan penerapannya
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan teori – teori asam
basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan
Teori
:
Untuk mengetahui suatu larutan bersifat asam atau basa dapat dilakukan
dengan menggunakan indicator kertas lakmus. Namun, apabila ingin mengetahui
berapa pH suatu larutan diperlukan indicator universal atau pH meter. Ada juga
cara lain, yaitu dengan menguji larutan terebut dengan beberapa larutan tersebut
dengan beberapa indicator yang telah diketahui trayek pH nya seperti pada tabel
.trayek pH dan perubahan warna beberapa larutan
indicator.
No.
Indikator
Perubahan
Warna
Trayek pH
1. Metil Jingga Merah – Kuning 2,9 – 4,0
2.
Metil Merah Merah – Kuning 4,2 – 6,3
3. Bromtimol Biru Kuning – Biru 6,0 –
7,6
4. Fenolftalein Tak berwarna – Merah 8,3 – 10,0
5. Lakmus Merah – biru
5,5 – 8,0
Indikator asam dan basa adalah zat yang dapat
memberikan warna yang berbeda pada larutan asam dan basa. Melalui perbedaan
warna tersebut akhirnya dapat diperkirakan kisaran pH suatu larutan. Trayek
perubahan warna adalah batasan pH dimana terjadi perubahan warna indikator.
Salah satu indikator yang umum digunakan dalam pengujian larutan asam dan basa
adalah kertas lakmus. Kertas lakmus terdiri dari 2 warna yaitu lakmus biru dan
lakmus merah. Jika larutan bersifat asam, maka kertas lakmus biru akan berubah
menjadi merah, sedangkan kertas lakmus merah tidak akan berubah warna (tetap
berwarna merah). Jika suatu larutan bersifat basa, maka kertas lakmus biru tidak
akan berubah warna (tetap biru) sedangkan kertas lakmus merah akan berubah warna
menjadi biru. Namun jika tidak terjadi perubahan warna kertas lakmus (lakmus
biru tetap biru dan lakmus merah tetap merah) maka larutan tersebut bersifat
netral.
Tujuan : Memperkirakan pH beberapa larutan dengan menggunakan
kertas lakmus dan beberapa larutan indicator asam basa
Alat dan Bahan
:
Tabung Reaksi
Pipet Tetes
Rak Tabung
Larutan A, B, C
Air
sumur
Air sungai
Air Cucian Beras
Air Sabun
Air Kelapa
Air
Teh
Larutan Indikator Asam Basa : MM, MJ, BTB dan PP
Cara Kerja
:
Masukkan masing – masing larutan yang akan diperiksa ke dalam tabung
reaksi sebanyak 1/4 tabung
Uji sifat larutan dengan kertas lakmus merah dan
biru, catat perubahan warna yang terjadi
Masukkan larutan A ke dalam empat
buah tabung reaksi sebanyak 1/4 tabung
Teteskan dengan menggunakan pipet
tetes larutan indicator Metil Merah pada tabung 1, Metil Jingga pada tabung 2,
Bromo Timol Biru pada tabung 3 dan Fenol Ftalein pada tabung 4
Amati
perubahan warna yang terjadi
Lakukan hal yang sama (langkah 3 – 5) pada
larutan yang lain
Hasil Pengamatan :
Pengujian dengan kertas
lakmus
No. Larutan Perubahan Warna Perkiraan pH Lakmus Merah Lakmus
Biru
1. A
2. B
3. C
4. Air Sumur
5. Air Sungai
6. Air
Sabun
7. Air Teh
8. Air Cucian Beras
9. Air Kelapa
2. Pengujian
dengan larutan indikator
No. Larutan Perubahan Warna Perkiraan pH
MM
MJ BTB PP
1. A kuning jingga biru ungu >10
2. B merah jingga kuning
Tidak berwarna 4,2 - 6,2
3. C Pink keunguan merah merah Tidak berwarna 3,1 -
4,2
4.Air Sumur kuning jingga Hijau kekuninga Tidak berwarna 6,2 -
7,6
5.Air Sungai kuning jingga Hijau tosca Tidak berwarna 6,2 - 7,6
6.Air
Sabun merah jingga Hijau Tidak berwarna 6,2 - 7,6
7. Air Teh coklat coklat
hijau tua Tidak berwarna 6,2 - 7,6
8.Air Cucian jingga jingga kuning Tidak
berwarna 4,2 - 6,0
beras
9.Air Kelapa merah jingga Kuning Tidak berwarna
4,4 - 6,0
Pembahasan :
1. Sebutkan larutan apa saja yang
bersifat asam, basa dan netral!
2. Bagaimanakah nilai pH untuk larutan yang
bersifat asam, basa dan netral?
1. Asam= asam klorida, asam florida, asam
sulfat
Netral = air
Basa = amoniak, kalium hidroksida, natrium
hidroksida
2. Asam = 1-6
Basa = 7
Netral = 8-10
Kesimpulan :
Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatan anda!
Menentukan perkiraan pH suatu
larutan dapat dilakukan dengan cara menguji larutan tersebut dengan menggunakan
kertas lakmus, larutan metil jingga, larutan metil merah, larutan bromtimol biru
dan larutan fenolftalein dan melihat perubahan warna yang terjadi.
Rabu, 29 Mei 2013
TITRASI ASAM-BASA
STANDAR KOMPETENSI : Memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode pengukuran
dan terapannya.
KOMPETENSI DASAR : Menghitung banyaknya pereaksi dan hasil reaksi dalam larutan elektrolit dan hasil titrasi asam basa.
I. Tujuan :
A. Menentukan konsentrasi HCl dan larutan NaOH.
B. Menentukan kadar asam asetat dalam cuka dapur dengan titrasi asam basa.
II. Teori
Titrasi adalah metode analisis kuantitatif untuk menentukan kadar suatu larutan. Dalam titrasi zat yang akan ditentukan konsentrasinya dititrasi oleh larutan yang konsentrasinya diketahui dengna tepat dan disertai penambahan indikator. Larutan yang telah diketahui konsentrasinya disebut larutan baku atau larutan tandar, sedangkan indikator adalah zat yang memberikan tanda perubahan pada saat titrasi berakhir yang dikenal dengan istilah titik akhir titrasi.
Berdasarkan pengertian titrasi, maka titrasi asam basa merupakan metode penentuan kadar larutan asam dengan zat peniter (titrant) suatu larutan basa atau penentuan kadar larutan basa dengan zat peniter (titrant) suatu larutan asam, dengan reaksi umum yang terjadi:
Asam + Basa → Garam + Air
Reaksi penetralan ini terjadi pada proses titrasi. Titik akhir titrasi adalah kondisi pada saat terjadi perubahan warna pada indikator. Titik akhir titrasi diharapkan mendekati titik ekivalen titrasi, yaitu kondisi pada saat larutan asam tepat bereaksi dengan larutan basa. Dengan demikian pada keadaan tersebut (titik ekivalen) berlaku hubungan:
Va.Ma.a = Vb.Mb.b
Va = Volume Asam (L)
Ma = Molaritas Asam (M)
Vb = Volume Basa (L)
Mb = Molaritas Basa (M)
a = Valensi Asam , b = Valensi Basa
Pada percobaan ini akan ditentukan konsentrasi HCl dan Molar dengan menggunakan larutan NaOH dan indikator fenolftalein.
•Percobaan A : Titrasi Asam kuat dan Basa kuat
Titrasi larutan HCl 0,1 M oleh larutan NaOH 0,1 M
Reaksi: HCl + NaOH → NaCl + H2O
•Percobaan B : Penentuan kadar asam asetat dalam cuka dapur
Titrasi larutan CH3COOH oleh larutan NaOH 0,1 M
Reaksi: CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O
Reaksi ion bersih: CH3COOH + OH- → H2O + CH3COO-
Dalam percobaan ini dipilih indikator PP (Fenolftalein). Pemilihan indikator tergantung pada titik setara (ekivalen) dan titik akhir titrasi. Indikator PP mempunyai selah pH = 8,3 - 10,0. Pada kondisi asam (pH <7), indikator PP tidak memberi perubahan warna. Sedang pada kondisi basa (pH >7) indikator PP memberi warna merah muda.
III. Alat dan Bahan
A. Alat :
•Labu Erlenmayer 125 ml
•Pipet volumetrik 10 ml
•Buret
•Labu ukur
•Statif dan Klem
•Corong kecil
•Botol semprot
•Pipet tetes
•Gelas kimia 100 ml
B. Bahan :
•Larutan HCl 0,1 M
•Larutan asam cuka
•Larutan NaOH 0,1 M
•Indikator PP
IV. Cara Kerja
•Percobaan A : Titrasi asam kuat dan Basa kuat
1.10 ml larutan HCl 0,1 M diambil dengan menggunakan pipet volumetrik lalu dipindahkan ke dalam labu erlenmayer 250 ml.
2.5 tetes indikator PP ditambahkan ke dalam labu erlenmayer tersebut.
3.Buret, statif dan klem disiapkan.
4.Buret diisi dengan larutan NaOH 0,1 M tepat ke garis nol.
5.Kran buret dibuka secara perlahan sehingga NaOH tepat mengalir ke dalam labu erlenmayer.
6.Titrasi dilakukan sehingga didapat titik akhir titrasi (warna merah muda). Selama NaOH ditambahkan labu erlenmayer digoyangkan agar NaOH merata ke seluruh larutan. Perubahan yang terjadi diamati. Vomule NaOH yang dibutuhkan untuk mencapai titik akhir titrasi dicatat.
7.Langkah 1 sampai 6 diulangi sehingga didapatkan dua data titrasi.
•Percobaan B : Titrasi Asam Cuka dengan Basa Kuat
1.10 ml larutan asam cuka diambil dengan menggunakan pipet volumetrik lalu dipindahkan ke dalam labu ukur 100 ml, air ditambahkan hingga tanda batas.
2.Pindahkan 10 ml larutan tersebut ke dalam labu erlenmeyer 125 ml, kemudian 5 tetes larutan indikator PP ditambahkan.
3.Titrasi dilakukan sehingga didapatkan titik akhir titrasi. Volume NaOH yang dibutuhkan untuk mencapai titik akhir titrasi dicatat.
4.Langkah 2 dan 3 diulangi hingga diperoleh dua data titrasi.
V. Hasil Pengamatan
A. Volume titik akhir titrasi Asam Kuat - Basa Kuat
NO Volume HCl Volume NaOH
1 10 ml 9 ml
2 10 ml 8,5 ml
B. Volume titik akhir titrasi Asam Cuka - Basa Kuat
NO Volume HCl Volume NaOH
1 10 ml 4 ml
2 10 ml 5,3 ml
VI. Pertanyaan
1. Bagaimana perbedaan titrasi A dan B ditinjau dari pH titik ekivalennya?
A = 8,75
B = 4,65
2. Hitunglah konsentrasi larutan HCl dengan data percobaan A
Va.Ma.a = Vb.Mb.b
10.Ma.1 = (8,75).(0,1).1
10 Ma = 0,875
Ma = 0,09
3. Hitunglah konsentrasi larutan cuka dengan data percobaan B
Fp.Va.Ma.a = Vb.Mb.b
100/10.10.Ma.1 = (4,65).(0,1).1
100 Ma = 0,465
Ma = 0,465.10⁻2 = 4,65.10⁻3
4. Mengapa pada setiap titrasi asam basa diperlukan indikator?
Karena indikator adalah zat yang memberikan tanda perubahan pada saat titrasi berakhir.
VII. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa konsentrasi larutan HCl yang mengacu pada data percobaan A adalah sebesar 0,9 M. Sedangkan kadar asam asetat dalam cuka dapur melalui percobaan B adalah sebesar 4,65.10⁻3 M.
KOMPETENSI DASAR : Menghitung banyaknya pereaksi dan hasil reaksi dalam larutan elektrolit dan hasil titrasi asam basa.
I. Tujuan :
A. Menentukan konsentrasi HCl dan larutan NaOH.
B. Menentukan kadar asam asetat dalam cuka dapur dengan titrasi asam basa.
II. Teori
Titrasi adalah metode analisis kuantitatif untuk menentukan kadar suatu larutan. Dalam titrasi zat yang akan ditentukan konsentrasinya dititrasi oleh larutan yang konsentrasinya diketahui dengna tepat dan disertai penambahan indikator. Larutan yang telah diketahui konsentrasinya disebut larutan baku atau larutan tandar, sedangkan indikator adalah zat yang memberikan tanda perubahan pada saat titrasi berakhir yang dikenal dengan istilah titik akhir titrasi.
Berdasarkan pengertian titrasi, maka titrasi asam basa merupakan metode penentuan kadar larutan asam dengan zat peniter (titrant) suatu larutan basa atau penentuan kadar larutan basa dengan zat peniter (titrant) suatu larutan asam, dengan reaksi umum yang terjadi:
Asam + Basa → Garam + Air
Reaksi penetralan ini terjadi pada proses titrasi. Titik akhir titrasi adalah kondisi pada saat terjadi perubahan warna pada indikator. Titik akhir titrasi diharapkan mendekati titik ekivalen titrasi, yaitu kondisi pada saat larutan asam tepat bereaksi dengan larutan basa. Dengan demikian pada keadaan tersebut (titik ekivalen) berlaku hubungan:
Va.Ma.a = Vb.Mb.b
Va = Volume Asam (L)
Ma = Molaritas Asam (M)
Vb = Volume Basa (L)
Mb = Molaritas Basa (M)
a = Valensi Asam , b = Valensi Basa
Pada percobaan ini akan ditentukan konsentrasi HCl dan Molar dengan menggunakan larutan NaOH dan indikator fenolftalein.
•Percobaan A : Titrasi Asam kuat dan Basa kuat
Titrasi larutan HCl 0,1 M oleh larutan NaOH 0,1 M
Reaksi: HCl + NaOH → NaCl + H2O
•Percobaan B : Penentuan kadar asam asetat dalam cuka dapur
Titrasi larutan CH3COOH oleh larutan NaOH 0,1 M
Reaksi: CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O
Reaksi ion bersih: CH3COOH + OH- → H2O + CH3COO-
Dalam percobaan ini dipilih indikator PP (Fenolftalein). Pemilihan indikator tergantung pada titik setara (ekivalen) dan titik akhir titrasi. Indikator PP mempunyai selah pH = 8,3 - 10,0. Pada kondisi asam (pH <7), indikator PP tidak memberi perubahan warna. Sedang pada kondisi basa (pH >7) indikator PP memberi warna merah muda.
III. Alat dan Bahan
A. Alat :
•Labu Erlenmayer 125 ml
•Pipet volumetrik 10 ml
•Buret
•Labu ukur
•Statif dan Klem
•Corong kecil
•Botol semprot
•Pipet tetes
•Gelas kimia 100 ml
B. Bahan :
•Larutan HCl 0,1 M
•Larutan asam cuka
•Larutan NaOH 0,1 M
•Indikator PP
IV. Cara Kerja
•Percobaan A : Titrasi asam kuat dan Basa kuat
1.10 ml larutan HCl 0,1 M diambil dengan menggunakan pipet volumetrik lalu dipindahkan ke dalam labu erlenmayer 250 ml.
2.5 tetes indikator PP ditambahkan ke dalam labu erlenmayer tersebut.
3.Buret, statif dan klem disiapkan.
4.Buret diisi dengan larutan NaOH 0,1 M tepat ke garis nol.
5.Kran buret dibuka secara perlahan sehingga NaOH tepat mengalir ke dalam labu erlenmayer.
6.Titrasi dilakukan sehingga didapat titik akhir titrasi (warna merah muda). Selama NaOH ditambahkan labu erlenmayer digoyangkan agar NaOH merata ke seluruh larutan. Perubahan yang terjadi diamati. Vomule NaOH yang dibutuhkan untuk mencapai titik akhir titrasi dicatat.
7.Langkah 1 sampai 6 diulangi sehingga didapatkan dua data titrasi.
•Percobaan B : Titrasi Asam Cuka dengan Basa Kuat
1.10 ml larutan asam cuka diambil dengan menggunakan pipet volumetrik lalu dipindahkan ke dalam labu ukur 100 ml, air ditambahkan hingga tanda batas.
2.Pindahkan 10 ml larutan tersebut ke dalam labu erlenmeyer 125 ml, kemudian 5 tetes larutan indikator PP ditambahkan.
3.Titrasi dilakukan sehingga didapatkan titik akhir titrasi. Volume NaOH yang dibutuhkan untuk mencapai titik akhir titrasi dicatat.
4.Langkah 2 dan 3 diulangi hingga diperoleh dua data titrasi.
V. Hasil Pengamatan
A. Volume titik akhir titrasi Asam Kuat - Basa Kuat
NO Volume HCl Volume NaOH
1 10 ml 9 ml
2 10 ml 8,5 ml
B. Volume titik akhir titrasi Asam Cuka - Basa Kuat
NO Volume HCl Volume NaOH
1 10 ml 4 ml
2 10 ml 5,3 ml
VI. Pertanyaan
1. Bagaimana perbedaan titrasi A dan B ditinjau dari pH titik ekivalennya?
A = 8,75
B = 4,65
2. Hitunglah konsentrasi larutan HCl dengan data percobaan A
Va.Ma.a = Vb.Mb.b
10.Ma.1 = (8,75).(0,1).1
10 Ma = 0,875
Ma = 0,09
3. Hitunglah konsentrasi larutan cuka dengan data percobaan B
Fp.Va.Ma.a = Vb.Mb.b
100/10.10.Ma.1 = (4,65).(0,1).1
100 Ma = 0,465
Ma = 0,465.10⁻2 = 4,65.10⁻3
4. Mengapa pada setiap titrasi asam basa diperlukan indikator?
Karena indikator adalah zat yang memberikan tanda perubahan pada saat titrasi berakhir.
VII. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa konsentrasi larutan HCl yang mengacu pada data percobaan A adalah sebesar 0,9 M. Sedangkan kadar asam asetat dalam cuka dapur melalui percobaan B adalah sebesar 4,65.10⁻3 M.
HIDROLISIS GARAM
Standar Kompetensi : Memahami sifat – sifat larutan asam basa, metode pengukuran
dan terapannya
Kompetensi Dasar : Menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam air dan pH larutan garam tersebut
Tujuan : Untuk mengetahui sifat larutan garam yang terhidrolisis
Teori :
Hidrolisis adalah peristiwa penguraian garam oleh air membentuk basa dan asamnya kembali. Larutan garam ada yang bersifat asam, basa atau netral, tergantung dari asam – basa penyusunnya.
a. Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat mengalami hidrolisis sebagian (hidrolisis sebagian)
b. Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah juga mengalami hidrolisis sebagian
c. Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah mengalami hidrolisis total.
Garam yang terbentuk dari basa kuat dan asam kuat dalam larutan tidak mengalami hidrolisis sehingga konsentrasi ion H+ dan OH- dalam larutan adalah sama dan larutan garam ini bersifat netral (pH = 7)
Untuk mengetahui sifat larutan garam, dapat dilakukan melalui kegiatan berikut :
Alat dan Bahan :
1. Lempeng Tetes
2. Pipet Tetes
3. Kertas Lakmus merah dan Biru
4. Larutan KCl 1 M
5. Larutan NaCH3COO 1 M
6. Larutan NH4Cl 1 M
7. Larutan Na2CO3 1 M
8. Larutan Al2(SO4)3 1 M
Cara Kerja :
1. Siapkan masing – masing larutan
2. Setiap larutan diteteskan dalam lempeng tetes sekitar 10 tetes
3. Periksa larutan dengan mencelupkan kertas saring merah dan biru
4. Amati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus
Hasil Pengamatan :
1. Larutan KCl
Perubahan warna
Lakmus merah = merah
Lakmus biru = biru
Sifat = netral
2. Larutan NaCH3COO
Perubahan warna
Lakmus merah = biru
Lakmus biru = biru
Sifat = basa
3. Larutan NH4Cl
Perubahan warna
Lakmus merah = merah
Lakmus biru = merah
Sifat = asam
4. Larutan Na2CO3
Perubahan warna
Lakmus merah = biru
Lakmus biru = biru
Sifat = basa
5. Larutan Al2(SO4)3
Perubahan warna
Lakmus merah = merah
Lakmus biru = merah
Sifat = asam
Pertanyaan :
1. Garam manakah yang mengalami hidrolisis sebagian dan garam yang tidak terhidrolisis?
*terhidrolisis sebagian
NaCH3COO, NH4Cl, Na2CO3, Al2(SO4)3
*tidak terhidrolisis
KCL
2. Tuliskan reaksi garam yang mengalami hidrolisis !
*NaCH3COO >> Na+ + CH3COO-
BK AL
*NH4CL >> NH4+ + CL-
BL AK
*NA2CO3 >> 2NA+ + (CO3)2-
BK AL
*AL2(SO4)3 >> 2(AL)3+ + (SO4)2-
Kesimpulan : pada suatu larutan, bila salah satu unsurnya memiliki sifat lemah (basa lemah atau asam kuat) maka akan terjadi hidrolisis sebagian. tetapi jika tidak satu unsur yang bersifat lemah, maka larutan tersebut tidak terhidrolisis.
Sumber :
Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA Kelas XI Semester 2 Jilid 2 B. Penerbit Erlangga. Jakarta
Sutresna, Nana. 2008. Cerdas Belajar Kimia Untuk Kelas XI SMA/MA Jilid 2. Penerbit Grafindo Media Pratama. Bandung
MENGAMATI SIFAT GARAM SUKAR LARUT
Kompetensi Dasar : Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan
I. Tujuan : Membuat garam yang sukar larut dalam air
II. Alat dan Bahan :
- Rak tabung reaksi
- Tabung Reaksi
- Pipet Tetes
- Larutan AgNO3 0,1 M
- Larutan BaCl2 0,1 M
- Larutan Na2SO4 0,1 M
- Larutan NaCl 0,1 M
- Larutan K2CrO4 0,1 M
III. Cara Kerja :
Percobaan A :
1. Masukkan larutan NaCl 0,1 M ke dalam tabung reaksi sampai setinggi ± 2 cm dengan menggunakan pipet tetes
2. Tambahkan 5 tetes larutan AgNO3 0,1 M ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan NaCl. Amati dan catat perubahan yang terjadi
Percobaan B :
1. Masukkan larutan Na2SO4 0,1 M ke dalam tabung reaksi sampai setinggi ± 2 cm dengan menggunakan pipet tetes
2. Tambahkan 5 tetes larutan K2CrO4 0,1 M ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan Na2SO4. Amati dan catat perubahan yang terjadi
Percobaan C :
1. Masukkan larutan AgNO3 0,1 M ke dalam tabung reaksi sampai setinggi ± 2 cm dengan menggunakan pipet tetes
2. Tambahkan 5 tetes larutan K2CrO4 0,1 M ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan AgNO3. Amati dan catat perubahan yang terjadi
Percobaan D :
1. Masukkan larutan BaCl2 0,1 M ke dalam tabung reaksi setinggi ± 2 cm dengan menggunakan pipet tetes
2. Tambahkan 5 tetes larutan K2CrO4 0,1 M ke dalam tabung reaksi yang berisi BaCl2. Amati dan catat perubahan yang terjadi
IV. Hasil Pengamatan :
Percobaan A
AgNO3 + NaCl = ada cadangan keruh
Percobaan B
Na2SO4 + K2CrO4 = tidak ada endapan
Percobaan C
AgNO3 + K2CrO4 = ada endapan coklat kemerahan
Percobaan D
BaCl2 + K2CrO4 = ada endapan
V. Pertanyaan :
1. Tuliskan persamaan reaksi ion yang terjadi pada percobaan A, B, C dan D!
AgNO3 + NaCl >> AgCl + NaNO3
Na2SO4 + K2CrO4 >> Na2CrO4 + KSO4
AgNO3 + K2CrO4 >> Ag2CrO4 + KNO3
BaCl2 + K2CrO4 >> BaCrO4 + KCL
2. Tuliskan nama dan rumus kimia keempat elektrolit sukar larut yang terbentuk pada percobaan ini!
Perak klorida >> AgCl = Ag+
= Cl-
Perak kromat >> Ag2CrO4 = Ag+
= (CrO4)2-
Barium kromat >> BaCrO4 = (Ba)2+
= (CrO4)2-
3. Bagaimana rumus Ksp keempat elektrolit pada pertanyaan no.1 terhadap:
a. Konsentrasi
A = akar ksp
B = akar 3(ksp:4)
C = akar 3(ksp:4)
D = akar ksp
b. Kelarutan
A = S2
B = 4s3
C = 4s3
D = s2
4. Diketahui data Ksp sebagai berikut:
A. Senyawa AgCl
Ksp 1,7 x 10-10
B. Ag2CrO4
Ksp 1,9 x 10-12
a. Hitunglah kelarutan AgCl dan Ag2CrO4 dalam 1 liter air murni (dalam g/L air)
kelarutan AgCl = (10)-10 x akar kuadrat 1,7
kelarutan Ag2CrO4 = (10)-4 x akar kuadrat 1,9
b. Hitunglah kelarutan AgCl dalam 1 liter NaCl 0,1 M (dalam mol/L)
kelarutan AgCl = 1,7 x (10)-9
c. Hitunglah kelarutan Ag2CrO4 dalam 1 liter AgNO3 0,1 M (dalam mol/L)
kelarutan Ag2CrO4 dalam AgNO3 0,1 M
CrO4 = 1,9 x (10)-12 : (10)-2 = 1,9 x (10)-10
VI.Kesimpulan : Buatlah kesimpulan dari percobaan yang telah kalian lakukan !
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, garam yang mengendap yaitu AgCl (perak klorida), Ag2CrO4 (perak kromat), dan BaCrO4(barium kromat).
Kompetensi Dasar : Menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam air dan pH larutan garam tersebut
Tujuan : Untuk mengetahui sifat larutan garam yang terhidrolisis
Teori :
Hidrolisis adalah peristiwa penguraian garam oleh air membentuk basa dan asamnya kembali. Larutan garam ada yang bersifat asam, basa atau netral, tergantung dari asam – basa penyusunnya.
a. Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat mengalami hidrolisis sebagian (hidrolisis sebagian)
b. Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah juga mengalami hidrolisis sebagian
c. Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah mengalami hidrolisis total.
Garam yang terbentuk dari basa kuat dan asam kuat dalam larutan tidak mengalami hidrolisis sehingga konsentrasi ion H+ dan OH- dalam larutan adalah sama dan larutan garam ini bersifat netral (pH = 7)
Untuk mengetahui sifat larutan garam, dapat dilakukan melalui kegiatan berikut :
Alat dan Bahan :
1. Lempeng Tetes
2. Pipet Tetes
3. Kertas Lakmus merah dan Biru
4. Larutan KCl 1 M
5. Larutan NaCH3COO 1 M
6. Larutan NH4Cl 1 M
7. Larutan Na2CO3 1 M
8. Larutan Al2(SO4)3 1 M
Cara Kerja :
1. Siapkan masing – masing larutan
2. Setiap larutan diteteskan dalam lempeng tetes sekitar 10 tetes
3. Periksa larutan dengan mencelupkan kertas saring merah dan biru
4. Amati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus
Hasil Pengamatan :
1. Larutan KCl
Perubahan warna
Lakmus merah = merah
Lakmus biru = biru
Sifat = netral
2. Larutan NaCH3COO
Perubahan warna
Lakmus merah = biru
Lakmus biru = biru
Sifat = basa
3. Larutan NH4Cl
Perubahan warna
Lakmus merah = merah
Lakmus biru = merah
Sifat = asam
4. Larutan Na2CO3
Perubahan warna
Lakmus merah = biru
Lakmus biru = biru
Sifat = basa
5. Larutan Al2(SO4)3
Perubahan warna
Lakmus merah = merah
Lakmus biru = merah
Sifat = asam
Pertanyaan :
1. Garam manakah yang mengalami hidrolisis sebagian dan garam yang tidak terhidrolisis?
*terhidrolisis sebagian
NaCH3COO, NH4Cl, Na2CO3, Al2(SO4)3
*tidak terhidrolisis
KCL
2. Tuliskan reaksi garam yang mengalami hidrolisis !
*NaCH3COO >> Na+ + CH3COO-
BK AL
*NH4CL >> NH4+ + CL-
BL AK
*NA2CO3 >> 2NA+ + (CO3)2-
BK AL
*AL2(SO4)3 >> 2(AL)3+ + (SO4)2-
Kesimpulan : pada suatu larutan, bila salah satu unsurnya memiliki sifat lemah (basa lemah atau asam kuat) maka akan terjadi hidrolisis sebagian. tetapi jika tidak satu unsur yang bersifat lemah, maka larutan tersebut tidak terhidrolisis.
Sumber :
Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA Kelas XI Semester 2 Jilid 2 B. Penerbit Erlangga. Jakarta
Sutresna, Nana. 2008. Cerdas Belajar Kimia Untuk Kelas XI SMA/MA Jilid 2. Penerbit Grafindo Media Pratama. Bandung
MENGAMATI SIFAT GARAM SUKAR LARUT
Kompetensi Dasar : Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan
I. Tujuan : Membuat garam yang sukar larut dalam air
II. Alat dan Bahan :
- Rak tabung reaksi
- Tabung Reaksi
- Pipet Tetes
- Larutan AgNO3 0,1 M
- Larutan BaCl2 0,1 M
- Larutan Na2SO4 0,1 M
- Larutan NaCl 0,1 M
- Larutan K2CrO4 0,1 M
III. Cara Kerja :
Percobaan A :
1. Masukkan larutan NaCl 0,1 M ke dalam tabung reaksi sampai setinggi ± 2 cm dengan menggunakan pipet tetes
2. Tambahkan 5 tetes larutan AgNO3 0,1 M ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan NaCl. Amati dan catat perubahan yang terjadi
Percobaan B :
1. Masukkan larutan Na2SO4 0,1 M ke dalam tabung reaksi sampai setinggi ± 2 cm dengan menggunakan pipet tetes
2. Tambahkan 5 tetes larutan K2CrO4 0,1 M ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan Na2SO4. Amati dan catat perubahan yang terjadi
Percobaan C :
1. Masukkan larutan AgNO3 0,1 M ke dalam tabung reaksi sampai setinggi ± 2 cm dengan menggunakan pipet tetes
2. Tambahkan 5 tetes larutan K2CrO4 0,1 M ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan AgNO3. Amati dan catat perubahan yang terjadi
Percobaan D :
1. Masukkan larutan BaCl2 0,1 M ke dalam tabung reaksi setinggi ± 2 cm dengan menggunakan pipet tetes
2. Tambahkan 5 tetes larutan K2CrO4 0,1 M ke dalam tabung reaksi yang berisi BaCl2. Amati dan catat perubahan yang terjadi
IV. Hasil Pengamatan :
Percobaan A
AgNO3 + NaCl = ada cadangan keruh
Percobaan B
Na2SO4 + K2CrO4 = tidak ada endapan
Percobaan C
AgNO3 + K2CrO4 = ada endapan coklat kemerahan
Percobaan D
BaCl2 + K2CrO4 = ada endapan
V. Pertanyaan :
1. Tuliskan persamaan reaksi ion yang terjadi pada percobaan A, B, C dan D!
AgNO3 + NaCl >> AgCl + NaNO3
Na2SO4 + K2CrO4 >> Na2CrO4 + KSO4
AgNO3 + K2CrO4 >> Ag2CrO4 + KNO3
BaCl2 + K2CrO4 >> BaCrO4 + KCL
2. Tuliskan nama dan rumus kimia keempat elektrolit sukar larut yang terbentuk pada percobaan ini!
Perak klorida >> AgCl = Ag+
= Cl-
Perak kromat >> Ag2CrO4 = Ag+
= (CrO4)2-
Barium kromat >> BaCrO4 = (Ba)2+
= (CrO4)2-
3. Bagaimana rumus Ksp keempat elektrolit pada pertanyaan no.1 terhadap:
a. Konsentrasi
A = akar ksp
B = akar 3(ksp:4)
C = akar 3(ksp:4)
D = akar ksp
b. Kelarutan
A = S2
B = 4s3
C = 4s3
D = s2
4. Diketahui data Ksp sebagai berikut:
A. Senyawa AgCl
Ksp 1,7 x 10-10
B. Ag2CrO4
Ksp 1,9 x 10-12
a. Hitunglah kelarutan AgCl dan Ag2CrO4 dalam 1 liter air murni (dalam g/L air)
kelarutan AgCl = (10)-10 x akar kuadrat 1,7
kelarutan Ag2CrO4 = (10)-4 x akar kuadrat 1,9
b. Hitunglah kelarutan AgCl dalam 1 liter NaCl 0,1 M (dalam mol/L)
kelarutan AgCl = 1,7 x (10)-9
c. Hitunglah kelarutan Ag2CrO4 dalam 1 liter AgNO3 0,1 M (dalam mol/L)
kelarutan Ag2CrO4 dalam AgNO3 0,1 M
CrO4 = 1,9 x (10)-12 : (10)-2 = 1,9 x (10)-10
VI.Kesimpulan : Buatlah kesimpulan dari percobaan yang telah kalian lakukan !
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, garam yang mengendap yaitu AgCl (perak klorida), Ag2CrO4 (perak kromat), dan BaCrO4(barium kromat).
PEMBUATAN KOLOID
Standar kompetensi : Menjelaskan system dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Kompentesi Dasar : Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada di sekitar
Pembuatan Koloid
Tujuan : Membedakan serta memahami pembuatan koloid secara dispersi dan kondensasi
Teori :
Ukuran partikel koloid terletak antara partikel larutan sejati dan partikel suspensi. Oleh karena
itu,sistem koloid dapat di buat dengan pengelompokan (agregasi) partikel sejati atau menghaluskan
bahan dalam bentuk kasar kemudian didispersikan ke dalam medium pendispersi.
Cara pembuatan koloid antara lain :
· Cara kondensasi yaitu dari partikel halus ke partikel koloid.
Cara ini dapat di lakukan melalui reaksi-reaksi kimia, seperti reaksi redoks, hidrolisis, dan dekomposisi rangkap, atau dengan pergantian pelarut.
· Cara dispersi, yaitu dari partikel kasar ke partikel koloid. Cara dispersi dapat di lakukan secara mekanik, peptisasi atau dengan loncatan bungan listrik (cara busur Bredig)
Alat dan Bahan
A. Alat :
1. Lumpang
2. Gelaskimia
3. Tabung reaksi dan rak
4. Pembakar spirtus
5. Pengaduk kaca
6. Kaki tiga dan kasa kawat
7. Gelas ukur
8. Labu erlenmayer
9. Pipet tetes
10. Neraca
B. Bahan :
1. Gula pasir
2. Serbuk beleranf
3. Agar-agar
4. Minyak tananh
5. Larutan FeCl₃ jenuh
6. Larutan sabun
7. Aquadest
Cara kerja :
Percobaan A : pembuatan sol dengan cara dispersi
· Sol belerang dalam air
1. Campurkan 1 bagian gula dengan 1 bagian belerang, dan gerus dengan alus dan lumpang sampai halus
2. Ambil 1 bagian campuran dan campurkan denfgan 1 bagian gula,lalu gerus sampai halus
3. Ulangi langkah nomor 2 sampai empat kali. Ambil 1 bagian campuran keekmpat dan tungkan campuran itu ke dalam gelas kimia yang berisi 50ml air. Kemudian aduk campuran ini. Amati hasilnya
· Sol agar-agar dalam air
1. Ambil agar-agar sebanyak 2 spatula kaca dan larutkan ke dalam gelas kimia yang berisi 25 ml air mendidih
2. Dinginkan campuran itu dan perhatikan apa yang terjadi. Cara ini di sebut peptisasi
Percobaan B : pembuatan sol dengan cara kondensasi
1. Panaskan 50 ml air dalam gelas kimia 100 ml sampai mendidih
2. Tambahkan larutan FeCl₃ jenuh setetes demi setetes sambil di aduk hingga larutan menjadi merah coklat. Amati hasilnya
Percobaan C : pembuatan emulsi
1. Masukkan 1 ml minyak tanah dan 5 ml air ke dalam suatu tabung reaksi. Guncangkan tabung dengan keras setelah terlebih dahulu di sumbat dengan tutup gabus atau karet. Letakkan tabung reaksi di rak.
2. Masukkan 1 ml minyak tanah , 5 ml air dan 15 tetes larutan sabun ke dalam tabung reaksi lain. Guncangkan tabung dengan kuat dan letakkan di rak. Amati kedua tabung tersebut
Percobaan D :
1. Tuangkan 50 ml susu kedalam gelas kimia
2. Tambahkan 5 ml asam asetat/asam cuka ke dalam gelas kimia tersebut
3. Amati apa yang terjadi
Hasil pengamatan :
Percobaan
|
Kegiatan pembuatan
|
Hasil
|
A
|
Sol belerang (dispersi)
|
Warnanya keruh dan masih ada endapannya
|
Sol agar-agar (dispersi)
|
Kental,keruh dan ada endapannya
| |
B
|
Sol Fe(OH)₃ (kondensasi)
|
Merah ke coklatan
|
C
|
Campuran air dan minyak tanah
|
Bercampur,warna keruh dan ada busa
|
Campuran minyak tanah,air dan sabun
|
Campur,keruh dan ada busannya lebih banyak
| |
D
|
Koagulasi
|
Terjadi penggumpalan saat di teteskan
|
Pertanyaan :
Jelaskan perbedaan pembuatan koloid secara dispersi dan kondensasi
- Cara dispersi : semua molekul dan ion jika di campurkan akan menjadi partikel koloid
- Cara kondensasi : untuk mencampurkannya menjadi koloid di perlukan adanya penggancuran pada partikel kasar.
Apa fungsi gula dalam pembuatan belerang ?
= Sebagai zat yang membantu belerang membentuk koloid dalam air karena sifat gula yaitu akan membuat larutan di dalam air
. Apa yang terjadi pada saat larutan FeCl₃ jenuh di teteskan ke dalam air mendidih ? Tuliskan apa reaksi kimianya
= Warnanya terbentuk merah kecoklatan dan partikelnya menyebar ke seluruh cahaya FeCl₃ + H₂O → Fe(OH)₃ + HCl
Kesimpulan :
Dari percobaan di atas, dapat kita ketahui bahwa kondensasi merupakan cara pembuatan koloid yang awalnya merupakan larutan. Sedangkan dispersi adalah cara pembuatan koloid yang awalnya berupa suspensi. Minyak merupakan zat yang tidak larut dalam air. Tetapi ketika di tambahkan detergen, larutan dapat larut di dalam air
Langganan:
Postingan (Atom)