Rabu, 29 Mei 2013

MEMEPERKIRAKAN LARUTAN DENGAN BEBERAPA INDIKATOR

Standar Kompetensi : Memahami sifat – sifat larutan asam basa, metode pengukuran dan penerapannya

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan teori – teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan

Teori :

Untuk mengetahui suatu larutan bersifat asam atau basa dapat dilakukan dengan menggunakan indicator kertas lakmus. Namun, apabila ingin mengetahui berapa pH suatu larutan diperlukan indicator universal atau pH meter. Ada juga cara lain, yaitu dengan menguji larutan terebut dengan beberapa larutan tersebut dengan beberapa indicator yang telah diketahui trayek pH nya seperti pada tabel .trayek pH dan perubahan warna beberapa larutan indicator.

No.


Indikator


Perubahan Warna


Trayek pH
1. Metil Jingga Merah – Kuning 2,9 – 4,0
2. Metil Merah Merah – Kuning 4,2 – 6,3
3. Bromtimol Biru Kuning – Biru 6,0 – 7,6
4. Fenolftalein Tak berwarna – Merah 8,3 – 10,0
5. Lakmus Merah – biru 5,5 – 8,0



Indikator asam dan basa adalah zat yang dapat memberikan warna yang berbeda pada larutan asam dan basa. Melalui perbedaan warna tersebut akhirnya dapat diperkirakan kisaran pH suatu larutan. Trayek perubahan warna adalah batasan pH dimana terjadi perubahan warna indikator. Salah satu indikator yang umum digunakan dalam pengujian larutan asam dan basa adalah kertas lakmus. Kertas lakmus terdiri dari 2 warna yaitu lakmus biru dan lakmus merah. Jika larutan bersifat asam, maka kertas lakmus biru akan berubah menjadi merah, sedangkan kertas lakmus merah tidak akan berubah warna (tetap berwarna merah). Jika suatu larutan bersifat basa, maka kertas lakmus biru tidak akan berubah warna (tetap biru) sedangkan kertas lakmus merah akan berubah warna menjadi biru. Namun jika tidak terjadi perubahan warna kertas lakmus (lakmus biru tetap biru dan lakmus merah tetap merah) maka larutan tersebut bersifat netral.

Tujuan : Memperkirakan pH beberapa larutan dengan menggunakan kertas lakmus dan beberapa larutan indicator asam basa

Alat dan Bahan :

Tabung Reaksi
Pipet Tetes
Rak Tabung
Larutan A, B, C
Air sumur
Air sungai
Air Cucian Beras
Air Sabun
Air Kelapa
Air Teh
Larutan Indikator Asam Basa : MM, MJ, BTB dan PP

Cara Kerja :

Masukkan masing – masing larutan yang akan diperiksa ke dalam tabung reaksi sebanyak 1/4 tabung
Uji sifat larutan dengan kertas lakmus merah dan biru, catat perubahan warna yang terjadi
Masukkan larutan A ke dalam empat buah tabung reaksi sebanyak 1/4 tabung
Teteskan dengan menggunakan pipet tetes larutan indicator Metil Merah pada tabung 1, Metil Jingga pada tabung 2, Bromo Timol Biru pada tabung 3 dan Fenol Ftalein pada tabung 4
Amati perubahan warna yang terjadi
Lakukan hal yang sama (langkah 3 – 5) pada larutan yang lain

Hasil Pengamatan :

Pengujian dengan kertas lakmus

No. Larutan Perubahan Warna Perkiraan pH Lakmus Merah Lakmus Biru

1. A
2. B
3. C
4. Air Sumur
5. Air Sungai
6. Air Sabun
7. Air Teh
8. Air Cucian Beras
9. Air Kelapa

2. Pengujian dengan larutan indikator

No. Larutan Perubahan Warna Perkiraan pH
MM MJ BTB PP
1. A kuning jingga biru ungu >10
2. B merah jingga kuning Tidak berwarna 4,2 - 6,2
3. C Pink keunguan merah merah Tidak berwarna 3,1 - 4,2
4.Air Sumur kuning jingga Hijau kekuninga Tidak berwarna 6,2 - 7,6
5.Air Sungai kuning jingga Hijau tosca Tidak berwarna 6,2 - 7,6
6.Air Sabun merah jingga Hijau Tidak berwarna 6,2 - 7,6
7. Air Teh coklat coklat hijau tua Tidak berwarna 6,2 - 7,6
8.Air Cucian jingga jingga kuning Tidak berwarna 4,2 - 6,0
beras
9.Air Kelapa merah jingga Kuning Tidak berwarna 4,4 - 6,0


Pembahasan :

1. Sebutkan larutan apa saja yang bersifat asam, basa dan netral!
2. Bagaimanakah nilai pH untuk larutan yang bersifat asam, basa dan netral?

1. Asam= asam klorida, asam florida, asam sulfat
Netral = air
Basa = amoniak, kalium hidroksida, natrium hidroksida
2. Asam = 1-6
Basa = 7
Netral = 8-10


Kesimpulan : Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatan anda!
Menentukan perkiraan pH suatu larutan dapat dilakukan dengan cara menguji larutan tersebut dengan menggunakan kertas lakmus, larutan metil jingga, larutan metil merah, larutan bromtimol biru dan larutan fenolftalein dan melihat perubahan warna yang terjadi.

TITRASI ASAM-BASA

STANDAR KOMPETENSI : Memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode pengukuran dan terapannya.


KOMPETENSI DASAR : Menghitung banyaknya pereaksi dan hasil reaksi dalam larutan elektrolit dan hasil titrasi asam basa.


I. Tujuan :
A. Menentukan konsentrasi HCl dan larutan NaOH.
B. Menentukan kadar asam asetat dalam cuka dapur dengan titrasi asam basa.


II. Teori


Titrasi adalah metode analisis kuantitatif untuk menentukan kadar suatu larutan. Dalam titrasi zat yang akan ditentukan konsentrasinya dititrasi oleh larutan yang konsentrasinya diketahui dengna tepat dan disertai penambahan indikator. Larutan yang telah diketahui konsentrasinya disebut larutan baku atau larutan tandar, sedangkan indikator adalah zat yang memberikan tanda perubahan pada saat titrasi berakhir yang dikenal dengan istilah titik akhir titrasi.




Berdasarkan pengertian titrasi, maka titrasi asam basa merupakan metode penentuan kadar larutan asam dengan zat peniter (titrant) suatu larutan basa atau penentuan kadar larutan basa dengan zat peniter (titrant) suatu larutan asam, dengan reaksi umum yang terjadi:


Asam + Basa → Garam + Air


Reaksi penetralan ini terjadi pada proses titrasi. Titik akhir titrasi adalah kondisi pada saat terjadi perubahan warna pada indikator. Titik akhir titrasi diharapkan mendekati titik ekivalen titrasi, yaitu kondisi pada saat larutan asam tepat bereaksi dengan larutan basa. Dengan demikian pada keadaan tersebut (titik ekivalen) berlaku hubungan:


Va.Ma.a = Vb.Mb.b


Va = Volume Asam (L)
Ma = Molaritas Asam (M)
Vb = Volume Basa (L)
Mb = Molaritas Basa (M)
a = Valensi Asam , b = Valensi Basa


Pada percobaan ini akan ditentukan konsentrasi HCl dan Molar dengan menggunakan larutan NaOH dan indikator fenolftalein.
•Percobaan A : Titrasi Asam kuat dan Basa kuat
Titrasi larutan HCl 0,1 M oleh larutan NaOH 0,1 M




Reaksi: HCl + NaOH → NaCl + H2O
•Percobaan B : Penentuan kadar asam asetat dalam cuka dapur
Titrasi larutan CH3COOH oleh larutan NaOH 0,1 M


Reaksi: CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O
Reaksi ion bersih: CH3COOH + OH- → H2O + CH3COO-


Dalam percobaan ini dipilih indikator PP (Fenolftalein). Pemilihan indikator tergantung pada titik setara (ekivalen) dan titik akhir titrasi. Indikator PP mempunyai selah pH = 8,3 - 10,0. Pada kondisi asam (pH <7), indikator PP tidak memberi perubahan warna. Sedang pada kondisi basa (pH >7) indikator PP memberi warna merah muda.


III. Alat dan Bahan


A. Alat :
•Labu Erlenmayer 125 ml
•Pipet volumetrik 10 ml
•Buret
•Labu ukur
•Statif dan Klem
•Corong kecil
•Botol semprot
•Pipet tetes
•Gelas kimia 100 ml
B. Bahan :
•Larutan HCl 0,1 M
•Larutan asam cuka
•Larutan NaOH 0,1 M
•Indikator PP
IV. Cara Kerja
•Percobaan A : Titrasi asam kuat dan Basa kuat
1.10 ml larutan HCl 0,1 M diambil dengan menggunakan pipet volumetrik lalu dipindahkan ke dalam labu erlenmayer 250 ml.
2.5 tetes indikator PP ditambahkan ke dalam labu erlenmayer tersebut.
3.Buret, statif dan klem disiapkan.
4.Buret diisi dengan larutan NaOH 0,1 M tepat ke garis nol.
5.Kran buret dibuka secara perlahan sehingga NaOH tepat mengalir ke dalam labu erlenmayer.
6.Titrasi dilakukan sehingga didapat titik akhir titrasi (warna merah muda). Selama NaOH ditambahkan labu erlenmayer digoyangkan agar NaOH merata ke seluruh larutan. Perubahan yang terjadi diamati. Vomule NaOH yang dibutuhkan untuk mencapai titik akhir titrasi dicatat.
7.Langkah 1 sampai 6 diulangi sehingga didapatkan dua data titrasi.
•Percobaan B : Titrasi Asam Cuka dengan Basa Kuat
1.10 ml larutan asam cuka diambil dengan menggunakan pipet volumetrik lalu dipindahkan ke dalam labu ukur 100 ml, air ditambahkan hingga tanda batas.
2.Pindahkan 10 ml larutan tersebut ke dalam labu erlenmeyer 125 ml, kemudian 5 tetes larutan indikator PP ditambahkan.
3.Titrasi dilakukan sehingga didapatkan titik akhir titrasi. Volume NaOH yang dibutuhkan untuk mencapai titik akhir titrasi dicatat.
4.Langkah 2 dan 3 diulangi hingga diperoleh dua data titrasi.
V. Hasil Pengamatan


A. Volume titik akhir titrasi Asam Kuat - Basa Kuat


NO Volume HCl Volume NaOH
1 10 ml 9 ml
2 10 ml 8,5 ml





B. Volume titik akhir titrasi Asam Cuka - Basa Kuat


NO Volume HCl Volume NaOH
1 10 ml 4 ml
2 10 ml 5,3 ml



VI. Pertanyaan


1. Bagaimana perbedaan titrasi A dan B ditinjau dari pH titik ekivalennya?
A = 8,75
B = 4,65


2. Hitunglah konsentrasi larutan HCl dengan data percobaan A


Va.Ma.a = Vb.Mb.b
10.Ma.1 = (8,75).(0,1).1
10 Ma = 0,875
Ma = 0,09




3. Hitunglah konsentrasi larutan cuka dengan data percobaan B


Fp.Va.Ma.a = Vb.Mb.b
100/10.10.Ma.1 = (4,65).(0,1).1
100 Ma = 0,465
Ma = 0,465.10⁻2 = 4,65.10⁻3


4. Mengapa pada setiap titrasi asam basa diperlukan indikator?
Karena indikator adalah zat yang memberikan tanda perubahan pada saat titrasi berakhir.



VII. Kesimpulan


Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa konsentrasi larutan HCl yang mengacu pada data percobaan A adalah sebesar 0,9 M. Sedangkan kadar asam asetat dalam cuka dapur melalui percobaan B adalah sebesar 4,65.10⁻3 M.